Identitas Sosial, Kompleksitas Identitas, dan Sinodalitas: Suatu Kajian Lintas Iman dalam Konteks Moderasi Beragama di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.70343/nnj6jh07Kata Kunci:
moderasi beragama, identitas sosial, kompleksitas identitas, dialog lintas iman, sinodalitasAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika relasi lintas iman di Indonesia dengan mengintegrasikan Social Identity Theory (SIT), Social Identity Complexity (SIC), dan sinodalitas Paus Fransiskus. Fokus kajian diarahkan untuk memahami bagaimana kategori identitas sosial, irisan identitas, serta visi sinodal tentang persekutuan, partisipasi, dan misi dapat memperkaya paradigma moderasi beragama dalam masyarakat majemuk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dan analisis isi terhadap teori identitas, temuan empiris toleransi lintas agama, serta dokumen Gereja Katolik. Kajian dilakukan dengan menelusuri konsep-konsep kunci SIT dan SIC, mengkaji praktik sosial toleransi dalam konteks Indonesia, serta memaparkan relevansi pastoral sinodalitas sebagai pendekatan dialogis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi beragama dapat berkembang ketika umat beragama memiliki ruang perjumpaan yang alami, membangun irisan identitas sosial yang lentur, serta terlibat secara aktif dalam dialog yang saling mendengarkan sebagaimana ditekankan dalam proses Sinode 2021–2023. Dalam konteks ini, sinodalitas menyediakan kerangka teologis bagi Gereja untuk menumbuhkan relasi yang inklusif, kreatif, dan transformatif, sehingga setiap agama dapat menampilkan kekhasannya dalam perbedaan tanpa kehilangan semangat persaudaraan.
Unduhan
Referensi
Bergstrom, V. N. Z. (2023). The Utility of Social Identity Interventions for Reducing Interfaith Prejudice in the United States by The Utility of Social Identity Interventions for Reducing Interfaith Prejudice in the United States.
Bergstrom, V. N. Z., & Chasteen, A. L. (2025). Interfaith prejudice in the United States : The role of social identity complexity. Sage. https://doi.org/10.1177/00846724241309922
Brown, R. (2020). Henri Tajfel: Explorer of Identity and Difference. Routledge.
Bukhori, B., Abraham, J., & Muttaqin, D. (2024). The Dynamics of Relationship between Religious Identity and Fundamentalism in Predicting Muslim Prejudice against Christian in Indonesia. 7.
Datu, W. S. K., & Yuswanto, F. (2024). Menjaga harmoni dalam penerapan moderasi beragama di sekolah. 8–16.
Fransiskus. (2013). Evangelii Gaudium. Dokumentasi dan Penerangan KWI,
Fransiskus. (2020). Fratelli Tutti. Dokumentasi dan Penerangan KWI,.
George, M. W. (2008). The elements of library research: What every student needs to know. Princeton University Press.
Hornsey, M. J. (2008). Social Identity Theory and Self-categorization Theory : A Historical Review. 1, 204–222.
Krippendorff, K. (2018). Content analysis: An introduction to its methodology (4th ed.). SAGE Publications.
Stets, J. E., & Burke, P. J. (2000). Identity Theory and Social Identity Theory. Social Psychology Quarterly, 63(3), 224–237.
Turner, J. C. (1982). Intergroup Processes. Cambridge University Press.
Paulus VI. (1965). Nostra Aetate. In Dokumen Konsili Vatikan II.
Yuniarto, Y. J. W., Krismawanto, A. H., & Setiyaningtiyas, N. (2023). Merefleksikan Kembali Toleransi Bagi Kebersamaan Yang Pluralistik Antar Manusia. 6, 397–411.
Yuswanto, F. (2012). Agama dan Toleransi Beragama Pascakonversi Agama. 117–129.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Yongki Saputra, Juliana Sriana Sinaga (Author)

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Penulis memiliki hak cipta dan memberikan hak publikasi pertama kepada jurnal dengan karya yang dilisensikan secara bersamaan di bawah Lisensi Creative Commons Attribution (CC-BY) 4.0 yang mengizinkan pihak lain untuk membagikan karya tersebut dengan menyebutkan kepengarangan dan publikasi awal di jurnal ini.




